Berikut adalah ayat Al Quran dan Hadis yang digunakan sebagai
pedoman di dalam mencari dan menelusuri jalan Ilahi:
BEKAL PERTAMA
Ayat ini merupakan jaminan bahwa selama kita
bersungguh-sungguh mencari Allah, pasti mendapatkannya, dan TIDAK AKAN
TERSESAT. Kecuali niatnya mencari selain dari keredhaan Allah boleh jadi
tersesat, misalkan berniat untuk mencari kekayaan, mencari kekuatan, mengejar
pangkat, mengejar populariti dan sebagainya.BEKAL PERTAMA
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabuut 69)
Untuk itu, janganlah kita merasa ragu-ragu dalam mendalami
agama hingga sedalam- dalamnya semampu kita dengan syarat, murnikan niat hanya
untuk mencari keredhaan Allah.
BEKAL KEDUA:
Berkata Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi Saw. bersabda:
“Allah telah berfirman: “RakhmatKu mendahului kemurkaanKu.”
Hadis ini merupakan jaminan dari Allah bahwa sejahat-jahat
seseorang, namun bila berniat untuk berubah menjadi baik, pasti ditunjukkan
jalannya dan dibimbing menuju kebaikan.
BEKAL KETIGA:
Berkata Ali ra. bahwasanya Nabi Saw. bersabda: “Allah telah
berfirman: “Kemuliaan
itu adalah pakaian-Ku dan Kebesaran adalah selendang-Ku maka barangsiapa yang
mencuba menandingi-Ku dalam hal itu niscaya Aku mengazabnya.” [HR.
Muslim] atau dengan teks redaksi yang sedikit berbeza adalah:
Keagungan
adalah sarungKu dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari
Aku) maka Aku menyiksanya. (HR. Muslim)
Hadis di atas merupakan PANTANGAN UTAMA jika kita berniat
mencari keredhaan Allah lebih dari sekedar ibadah orang awam. Untuk itu, sifat
SOMBONG, TAKABUR, RIYA, MERASA HEBAT, MERASA BIJAK, BERMEGAH-MEGAHAN,
MENUNJUK-NUNJUK, MERASA KUAT, MENEPUK DADA, MENGANGKAT KEPALA, MEMANDANG RENDAH
ORANG LAIN, TINGGI HATI, dan sejenisnya menjadi RACUN YANG SANGAT MEMATIKAN HATI.
BEKAL KE EMPAT
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Saidina Ali ra, Nabi ada
bersabda yang bermaksud: “Wahai Ali! Sesiapa makan makanan
yang halal, maka cerahlah fahaman agamanya dan lembutlah hatinya dan tidak
tertutup doanya kepada Allah”
Hadis di atas menjelaskan SYARAT WAJIB bagi kita jika ingin
mencari keredhaan Allah. Halal yang dimaksud di sini adalah halal
zatnya, halal cara mendapatkannya dan halal asal-usulnya.
Secara sederhana, makan makanan halal yang diperoleh dengan
cara berusaha yang halal dan diperoleh dari tempat yang halal. Apabila ada pemberian
orang kepada kita namun kita meragukan kehalalannya, maka jangan sampai rezki
tersebut menjadi makanan / minuman yang masuk ke badan kita.
BEKAL KE LIMA
Hadis Qudsi
“Hamba-Ku yang beriman senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku,
yaitu dengan mengerjakan sembahyang2 sunat yang diutamakan sehingga Aku
mencintainya, maka Aku menjadi telinganya, dengannya ia mendengar, dan menjadi
matanya, dengannya ia melihat, dan menjadi tangannya, dengannya ia bekerja, dan
menjadi kakinya, dengannya ia berjalan. Tak diragukan lagi, demikianlah keadaan
fana.”
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila Allah
mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata:
Sesungguhnya Aku mencintai si polan maka cintailah dia! Jibril pun
mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah
mencintai si polan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya.
Kemudian dia pun diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka
Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si polan, maka
bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni
langit: Sesungguhnya Allah membenci si polan, maka bencilah kepadanya. Para
penghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencian pun merambat ke bumi.
Tiada seorang hamba yang bertaqorrub [mendekatkan diri]
kepadaKU seperti dia menunaikan segala kefardhuan-Ku ke atas dirinya. Dan
sesungguhnya dia akan mendekatkan diri kepada-Ku dengan memperbanyak nawafil
(sunnah) sehingga AKU mencintainya. Maka apabila sudah AKU mencintainya jadilah
AKU umpama kaki yang ia berjalan dengannya dan tangan yang ia memukul dengannya
dan lidah yang ia berucap dengannya dan hati yang ia berfikir dengannya. Dan
apabila ia memohon-Ku niscaya AKU akan memberinya dan apabila dia berdoa
kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya”
Hadis di atas merupakan VISI dan MISI yang hendak kita raih
dan kita laksanakan Insya Allah, dengan rangkaian ibadah-ibadah yang kita
lakukan, kita akan mendapatkan kesempatan sebagaimana tersebut di dalam Hadis
dimaksud.
Apabila kita sudah mulai mendekati VISI tersebut di atas,
maka kita berarti baru memulai suatu AWAL yang SAMA SEKALI BARU dari suatu
perjalanan yang jaraknya tak terbatas di mana hanya Allah-lah yang mengetahui
ujungnya.
Pada saat inilah TEMA PERJALANAN kita sebagai RAHMATAN LIL
‘ALAMIN
Allahu’alam
nice info...thanks 4 sharing
ReplyDeleteJika engkau ingin mengetahui Kebenaran ;
ReplyDeleteTinggalkan perdebatan dan diskusi seperti dilakukan para pencari sejati.
Bergaullah bersama para Wali Allah dan berbaurlah dengan mereka,
Dan juga :
Kita terjun dalam diskusi-diskusi akademis tak berakhir,
Tetapi tak sanggup menguak misteri-misteri jagat raya,
Meski beberapa simpul telah diurai,
Tak sedikit pun Hari Akhirat bisa diketahui !
Mudah-mudahan engkau membumbung tinggi dengan sayap-sayap mereka.
salam singgah sambil merenungkan kesilafan diri. :)
ReplyDeleteMudah2ann Allah memaafkan Semua Ksalahan Kita... Jadi Inget n takut mati setelah baca artikel ini.kayaknya bekal gw kurang...
ReplyDeleteMudahan Allah permudahkan segalanya...amin
ReplyDelete