Sunday 31 July 2011

KEUTAMAAN PUASA

1. Dalil :
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:
"Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali gandanya bahkan sampai tujuh ratus kali ganda. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu untukKu dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karenaKu.' Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi." 

2. Bagaimana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?:
Perlu diketahui, bahwa bertaqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan syahwat ini -yang selain dalam keadaan berpuasa adalah mubah- kecuali setelah bertaqarrub kepadaNya dengan meninggalkan apa yang diharamkan Allah dalam segala hal, seperti: dusta, kezaliman dan pelanggaran terhadap orang lain dalam masalah darah, harta dan kehormatannya. Untuk itu, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak memiliki kepentingan (untuk membalas) perbuatan orang itu di dalam meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya)” (HR Bukhari)
Inti pernyataan ini, bahwa tidak sempurna bertaqarrub kepada Allah Ta'ala dengan meninggalkan hal-hal yang mubah kecuali setelah bertaqarrub kepadaNya dengan meninggalkan hal-hal yang haram.
Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang sunat.
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat malam dan puasa maka ia mendapat pahala karenanya. Juga jika dengan tidurnya pada malam dan siang hari berniat agar kuat beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.
Jadi orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya. Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.

3. Syarat mendapat pahala puasa:
Di antara syaratnya, agar berbuka puasa dengan yang halal. Jika berbuka puasa dengan yang haram maka ia termasuk orang yang menahan diri dari yang dihalalkan Allah dan memakan apa yang diharamkan Allah, dan tidak dikabulkan doanya.
Orang berpuasa yang berjihad :
Perlu diketahui bahwa orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad, yaitu :
Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.
Jihad pada malam hari dengan sembahyang malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini, memenuhi segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya, nescaya diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung.

No comments:

Post a Comment