Tuesday 16 August 2011

Cerita Benar Tentang Drakula

Sedikit demi sedikit, kebenaran akan terkuak dan Islam akan kembali berjaya di muka bumi ini

Membongkar Sebuah Pembohongan & DUSTA 

Kisah hidup Dracula merupakan salah satu contoh bentuk penjajahan sejarah yang begitu nyata yang dilakukan Barat. Kalau filem Rambo merupakan suatu fiksyen yang kemudian diterbitkan agar seolah-olah menjadi nyata oleh orang Barat. Maka Dracula merupakan kebalikannya, tokoh nyata yang terbitkan menjadi fiksyen. Bermula dari novel buah karya Bram Stoker yang berjudul Dracula, sejarah sebenarnya dikaburkan melalui filem-filem seperti Dracula's Daughter (1936), Son of Dracula (1943), Hoorof of Dracula (1958), dan Nosferatu (1922)­ yang difilemkan semula pada tahun 1979 ­dan filem-filem sejenis yang terus-menerus dikeluarkan.
Lantas, siapa sebenarnya Dracula itu?
Dalam buku berjudul "Dracula, Pembunuh Umat Islam Dalam Perang Salib" karya Hyphatia Cneajna ini, sosok Dracula dikupas secara lengkap. Dalam buku ini dipaparkan bahwa Dracula merupakan pangeran Wallachia, keturunan Vlad Dracul. Dalam uraian Hyphatia tersebut sosok Dracula tidak boleh dilepaskan dari menjelang period akhir Perang Salib. Dracula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Othmaniah ­sebagai wakil Islam­dan Kerajaan Hungri­ sebagai wakil Kristian­ semakin memanas. Kedua kerajaan tersebut berusaha saling mengalahkan untuk merebutkan wilayah-wilayah yang boleh dikuasai, baik yang berada di Eropa maupun Asia. Puncak dari peperangan ini adalah jatuhnya Konstantinopel­ benteng Kristian dalam penguasaan Kerajaan Turki Othmaniah.

Dalam babak Perang Salib, Dracula merupakan salah satu panglima pasukan Salib. Dalam peranan inilah Dracula banyak melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Hyphatia memperkirakan jumlah korban kekejaman Dracula mencapai 300.000 ribu umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara­ yang cara-cara yang sangat biadab­iaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula.
Penyulaan merupakan cara penyiksaan yang amat kejam, iaitu seseorang ditusuk mulai dari anus dengan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang ujungnya ditajamkan. Korban yang telah ditusuk kemudian dipancangkan sehingga kayu sula menembus hingga perut, kerongkongan, atau kepala. Sebagai gambaran bagaimana situasi ketika penyulaan berlangsung penulis mengutip pemaparan Hyphatia:
"Ketika matahari mulai meninggi Dracula memerintahkan penyulaan segera dimulai. Para prajurit melakukan perintah tersebut seolah-olah robot yang telah diprogram. Begitu penyulaan dimulai lolong kesakitan dan jerit penderitaan segera memenuhi segala penjuru tempat itu. Mereka, umat Islam yang malang ini sedang menjemput ajal dengan cara yang begitu mengerikan. Mereka tak sempat lagi mengingat kenangan indah dan manis yang pernah mereka alami."
Tidak hanya orang dewasa saja yang menjadi korban penyulaan, tapi juga bayi. Hyphatia memberikan pemaparan tetang penyulaan terhadap bayi sebagai berikut:
"Bayi-bayi yang disula tak sempat menangis lagi karena mereka langsung mati begitu ujung sula menembus perut mungilnya. Tubuh-tubuh para korban itu meregang di kayu sula untuk menjemput ajal."
Kekejaman seperti yang telah dipaparkan di atas itulah yang selama ini disembunyikan oleh Barat. Menurut Hyphatia hal ini terjadi karena dua sebab.
Pertama, pembunuhan yang dilakukan Dracula terhadap umat Islam tidak boleh dilepaskan dari Perang Salib. Negara-negara Barat yang pada masa Perang Salib menjadi pendukung utama pasukan Salib tidak mahu tercoreng wajahnya. Mereka yang galak mengorek-ngorek pembunuhan Hilter dan Pol Pot akan enggan membuka keburukan mereka sendiri. Hal ini sudah menjadi tabiat Barat yang selalu ingin kemenangan.
Kedua, Dracula merupakan pahlawan bagi pasukan Salib. Betapapun kejamnya Dracula maka dia akan selalu dilindungi nama baiknya. Dan, sampai saat ini di Rumania, Dracula masih menjadi pahlawan. Sebagaimana sebagian besar sejarah pahlawan-pahlawan pasti akan diangkat superheronya dan dibuang segala kejelekan, kejahatan dan kelemahannya.
Untuk menutup kekejaman mereka, Barat terus-menerus menyembunyikan siapa sebenarnya Dracula. Seperti yang telah dipaparkan di atas, baik melalui karya fiksyen mahupun film, mereka berusaha agar jati diri dari sosok Dracula yang sebenarnya tidak terdedah. Dan, harus diakui usaha Barat untuk mengubah sosok Dracula dari fakta menjadi fiksyen ini cukup berhasil. Ukuran keberhasilan ini dapat dilihat dari seberapa banyak masyarakat­ khususnya umat Islam sendiri ­yang mengetahui tentang siapa sebenarnya Dracula. Bila jumlah mereka yang mengetahui kebenaran amatlah sedikit, dan kalaupun mereka mengetahui tentang Dracula dapat dipastikan bahwa penjelasan yang diberikan tidak akan jauh dari penjelasan yang sudah umum selama ini bahwa Dracula merupakan pontianak lelaki yang haus darah.
Selain membongkar kebohongan yang dilakukan oleh Barat, dalam bukunya Hyphatia juga mengupas makna salib dalam kisah Dracula. Seperti yang telah umum diketahui bahwa penggambaran Dracula yang telah menjadi fiksyen tidak dibebaskan dari dua benda, iaitu bawang putih dan salib. Konon kabarnya hanya dengan kedua benda tersebut Dracula akan takut dan dapat dikalahkan. Menurut Hyphatia pengunaan simbol salib merupakan cara Barat untuk menghapus pahlawan dari musuh mereka­ iaitu pahlawan dari pihak Islam­ dan sekaligus untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Siapa pahlawan yang berusaha dihapuskan oleh Barat tersebut? Tidak lain Sultan Mahmud II (di Barat dikenal sebagai Sultan Mehmed II). Sultan Mahmud merupakan penakluk Konstantinopel yang sekaligus penakluk Dracula. Beliau yang telah mengalahkan dan memenggal kepala Dracula di tepi Danau Snagov. Namun kenyataan ini berusaha dimungkiri oleh Barat. Mereka berusaha agar merekalah yang boleh mengalahkan Dracula. Maka diciptakanlah sebuah fiksyen bahwa Dracula hanya dapat dikalahkan oleh salib. Tujuan dari semua ini adalah untuk mengkaburkan peranan Sultan Mahmud II juga sekaligus untuk menunjukkan bahwa merekalah yang paling hebat, yang mampu mengalahkan Dracula si Haus Darah. Dan, sekali lagi usaha Barat ini bisa dikatakan berhasil.
Selain yang telah dipaparkan di atas, buku "Dracula, Pembunuh Umat Islam Dalam Perang Salib" karya Hyphatia Cneajna ini, juga memuat hal-hal yang selama ini tersembunyi sehingga belum banyak diketahui oleh masyarakat secara meluas. Misalnya tentang kubur Dracula yang sampai saat ini belum terungkap dengan jelas, keturunan Dracula, macam-macam penyiksaan Dracula dan sepak terjang Dracula yang lainnya.
Sebagai penutup tulisan ini, penulis ingin menarik suatu kesimpulan bahwa suatu penjajahan sejarah tidak kalah berbahayanya dengan bentuk penjajahan yang lain seperti penjajahan politik, ekonomi, budaya, dll. Penjajahan sejarah ini dilakukan secara halus dan sistematik, yang apabila tidak disedari, maka kita akan terperangkap di dalamnya. Oleh karena itu, sikap kritis terhadap sejarah merupakan hal yang amat diperlukankan agar kita tidak terjerat dalam penjajahan sejarah. Sekiranya buku karya Hyphatia ini ­walaupun masih merupakan langkah awal, ia ­boleh dijadikan ingatan agar kita selalu kritis terhadap sejarah karena ternyata penjajahan melalui penyelewengan sejarah itu begitu nyata ada di depan kita.


13 comments:

  1. salam sahabat
    ehm jadi tahu asal muasalnya nich
    oh iya sudah saya folow maaf telat banget

    ReplyDelete
  2. wah info yg bermafaat,, di sula itu serem banget ya,,biadab bener,,

    ReplyDelete
  3. byk bnde yg rmai org xtau kn..isu2 n fakta cmnila..gud info.

    ReplyDelete
  4. nice info,tq for sharing :)

    ReplyDelete
  5. panjangnya............

    ReplyDelete
  6. wahh info bagus nih..
    ramai yg xtau..

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Drakula , dalam kisah lain dikatakan sewaktu perang salib Drakul mengalami kekalahan telak sehingga dia dan tentaranya tinggal 5 orang sahaja dan mereka berjanji untuk membalas kekalahan tu dengan bersekutu bersama JIN ( saitan ) Mereka bak monster haus darah dengan tambahan bala tentara sekutu mereka membantai umat Islam Seperti Antum kisah kan , Namun Kekejaman itu dapat di atasi oleh Sultan Mahmud . Dan benar adanya kita Muslim dijajah secara technology , adu domba , informasi yang mereka ciptakan sehingga kebenaran bisa menjadi sebuah kesesatan , dan kesesatan bisa dibuat menjadi sebuah kebenaran . Na'uzubillah.....

    ReplyDelete
  9. nice share.... let me copy, please... tengok balik

    ReplyDelete
  10. mohon kebenaran utk share yer..huhu

    ReplyDelete